Minggu, 05 Februari 2017

ANATOMI, FISIOLOGI, dan PATOLOGI SISTEM PENCERNAAN



A.    Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis), yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

B.     Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
1.      Oris/Mulut
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan, yang merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Di dalam rongga mulut terdapat gigi , lidah dan juga kelenjar ludah.
Gigi dibedakan menjadi dua macam yaitu gigi sulung yang mulai tumbuh pada anak 6-7 bulan dan jumlahnya 20 buah. Terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kanisus), dan 8 buah gigi geraham (morale). Dan gigi tetap (gigi permanen) yang tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32 buah.
Fungsi gigi yaitu :
Ø Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan.
Ø Gigi taring berfungsi untuk merobek makanan.
Ø Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot ini dapat digerakan disegala arah. Lidah terbagi atas 3 bagian yaitu ; 1)  apex lingua (ujung lidah), 2) dorsum lingua (punggung lidah), 3) dan radix lingua (akar lidah). Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan, membantu proses penelanan makanan, Sebagai alat/organ pengecap rasa antara lain asin, manis, asam dan pahit.
Kelenjar ludah atau glandula salivales bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Fungsi air liur/saliva yaitu mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan, melindungi selaput mulut dan mencerna makanan secara kimiawi.

2.      Faring (Tekak/Tenggorokan)
Faring menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan dan melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara (hanya beberapa detik) dan mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak membahayakan pernapasan. Faring terbagi atas 3 bagian yaitu ; 1) naso faring, 2) oro faring, dan 3) laringo faring.

3.      Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus menghubungkan faring dengan lambung yang panjangnya + 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus terletak di belakang trakea (tenggorokan) dan di depan tulang punggung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

4.      Lambung (gaster)
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster. Lambung atau gaster merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut agak ke kiri. Bagian lambung terdiri dari :
Ø Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
Ø Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
Ø Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
Ø Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.
Ø Kurvatura mayor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.
Ø Osteum kardiak, merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Fungsi lambung atau ventriculus yaitu :
Ø Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
Ø Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
Ø  Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
Ø Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.
Ø  Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
Ø Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
Ø Faktor antianemia dibentuk.
Ø Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.

5.      Usus Halus (intestinum minor)
Usus halus merupakan saluran panjang sekitar 8,25m. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
1)      Duodenum, disebut juga usus 12 jari, panjangnya + 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri. Pada lengkungan ini terdapat pangkreas. Pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang disebut vateri. Pada papila vateri ini bermuara duktus emperdu (duktus koleduokus) dan saluran pangkreas (duktus wirsungi/dukus pankreatikus). Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar yang disebut kelenjar brunner, yang berfungsi memproduksi getah intestinum. Duodenum merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi proses pemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25m.
2)      Jejunum, atau usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7m.
3)      Ileum, atau usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.
Fungsi utama usus halus yaitu :
Ø  Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfa.
Ø  Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
Ø  Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak

6.      Usus Besar (Intestinum Mayor)
Usus besar panjangnya + 1½ m, lebarnya 5-6 cm. lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ada beberapa bagian yang membentuk usus besar :
1) Sekum
Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing. Panjangnya sekitar 6 cm, seluruhnya ditutupi oleh peritoneum.
2) Kolon asenden
Panjangnya sekitar 13 cm, terletak di bawah abdomen, membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri yang disebut fleksure hepatica, dan dilanjutkan sebagai kolon tranvesum.
3) Kolon tranvesum
Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desendens, sebelah kanan terdapat fleksure hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksure renalis.
4) Kolon desenden
Panjangnya sekitar 25 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksure renalis sampai ke kolon sigmoid.
5) Kolon sigmoid
Kolon sigmoid merupakan kelanjutan dari kolon desenden, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air serta elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.



7.      Rektum
Rektum  terletak di bawah  kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis depan os sacrum dan os koksigis.

8.      Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar. Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Di anus, terjadi proses perjalanan terakhir dari feces yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus disebut defekasi. Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter yaitu :
1) Sfingter ani internus (sebelah atas), involunter.
2) Sfingter levator ani, bersifat involunter.
3) Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bersifat volunter.

C.    Patologi Pada Sistem Pencernaan
1.      Mulut
·    Ulkus Aftosa
Ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) adalah kawah-kawah berukuran kecil dan dangkal, terasa nyeri dan mengalami dasar luka yang mengalami peradangan. Pada umumnya ulkus aftosa terjadi di sepanjang lidah. Mereka dapat berjumalah banyak dan melibatkan pula mukosa pipi, palatum, atau dasar mulut.
Sariawan yang berukuran kecil (diameter kuran dari 1 cm) sering muncul dalam satu kelompok yang terdiri dari 2-3 luka terbuka; biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 10 hari. Sariawan yang lebih besar, jarang terjadi, bentuknya tidak teratur, memerlukan waktu beberapa minggu untuk penyembuhan.
Penyebab pasti terjadinya ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) masih belum jelas. Kombinasi berbagai faktor dapat berkontribusi menjsdi penyebab terjadinya ulkus aftosa.
Faktor-faktor pemicu untuk terjadinya ulkus aftosa, antara lain :
a)  Trauma pada mulut, seperti menyikat gigi yang terlalu keras, pipi atau bibir yang tergigit, makanan pedas atau asam.
b) Pasta gigi dan obat kumur yang mengandung larutan sodium lauryl sulfate.
c)  Sensitivitas pada makanan tertentu, misalnya coklat, kopi, telur, kacang, keju, makanan asam seperti nanas.
d) Kekurangan vitamin B-12, zink, asam folat, dan zat besi.
e)  Adanya reaksi alergi akibat bakteri tertentu di dalam mulut.
f)  Perubahan hormonal saat menstruasi.
g) Stress psikis.

·     Pleomorphic adenoma
Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.
Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal, pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal.
Perawatan tumor pleomorfic adenoma adalah dengan pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor terangkat. Jika pengambilan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula, maka dapat terjadi kekambuhan.


2.      Esofagus
·     Hiatus Hernia Esofagus
Hernia Hiatus Esophagus merupakan suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten (sementara) atau secara permanen bagian lambung, disertai perpindahan bagian esofagus dari intra abdomen kedalam rongga dada (rongga toraks) di atas diagfragma melalui hiatus esofagus yang normal. Dikenal dengan 3 bentuk, yaitu :
a)     Esofagus terlalu pendek, sehingga sebagian lambung (kardia) tertarik ke atas diafragma, tetapi hiatus diafragma tidak melebar, sehingga bagian yang melebar diatas diafragma setinggi diafragma menyempit lagi. Jadi bagaian atas lambung tertarik ke dalam rongga dada.
b)     Panjang esofagus normal, besarnya liang diafragma juga normal, tetapi di samping liang ini terdapat satu liang lagi atau terjadi robekan, sehingga kardia masuk melalu liang ini ke dalam rongga dada, biasanya kecil disebut sebagai para esophagial hiatal  hernia, kejadian ini kurang dari 10%.
c)     Esofagus panjangnya normal atau pendek akibat fibrosis karena radang, tetapi liang diafragma melebar, sehingga sebagian besar lambung masuk ke dalam rongga dada, jarang terjadi. Disebut pula true hiatal atau sliding hernia
·     Esofagitis
Sejauh ini yang sering terjadi adalah refluks esofagitis yang biasanya berhubungan dengan adanya sliding hiatal hernia ataupun oleh sebab lain, misalnya adanya proses radang kronik.
Sedangkan sebab lain seperti zat korosif dapat menimbulkan kerusakan langsung pada selaput lendir seperti asam atau alkali keras pada anak akibat kecelakaan atau pada orang dewasa akibat percobaan bunuh diri. Intubasi lambung dengan memasukkan kateter dan penggunaan balon untuk menekan perdarahan varises esofagus, semua hal tersebut di atas dapat menyebabkan radang.
Jika reaksi radangnya minimal hanya terjadi hiperemia, sedangkan jika reaksi radangnya lebih keras dapat terjadi nekrosis dengan pembentukan tukak, yang bila sembuh dapat mengakibatkan fibrosis sehingga terjadi pengerutan / penyempitan (stenosis).
Pada esofagitis jika sering terjadi muntah-muntah, maka bagian bawah yang berbatasan dengan kardia lambung dapat robek memanjang dan hal ini sering dikenal sebagai sindrom Mallory-Weiss. Hal ini terutama ditemukan pada peminum alkohol. Akibat regurgitasi cairan lambung selaput lendir esofagus bisa rusak karena asamnya dan dapat terjadi pula suatu tukak peptik yang secara patogenesis epitel esofagus mengalami metaplasia intestinal, dimulai seringkali pada daerah Z line atau 1/3 bawah esofagus. Hal ini disebut sebagai esofagus Barrett’s. Jika tidak segera diobati/ditanggulangi nantinya dapat menjadi suatu adenokarsinoma.
3.      Lambung
·      Karsinoma Lambung
Biasanya terjadi pada usia lanjut. Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah leiomokarsinoma (kanker otot polos) dan limfoma
·     Ulkus Peptikum
Ulkus Peptikum adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan luka yang terasa nyeri atau ulkus pada lapisan lambung yang berada di duodenum pertama (bagian teratas dari usus). Suatu ulkus terjadi ketika lapisan dari organ-organ ini terkorosi oleh asam lambung yang disekresikan oleh sel-sel lambung. Penyebab penyakit ulkus yang paling umum adalah bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini menyebabkan peradangan kronis lapisan lambung bagian dalam pada tubuh manusia. Infeksi H. pylori seringkali didapat ketika menelan makanan dan air yang terkontaminasi dan melalui kontak dengan manusia. Hal ini lebih sering terjadi pada daerah dengan sanitasi yang buruk. Apabila kondisinya berat, hal ini dapat menyebabkan perdarahan ulkus, perforasi ulkus, dan penyumbatan lambung. Perforasi ulkus ditandai dengan kebocoran isi lambung ke rongga perut, menimbulkan peritonitis akut. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, jaringan tipis yang melapisi dinding perut bagian dalam.
4.      Usus Halus
·     Ileus Obstruksi
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe obstruksi yaitu mekanis (Ileus Obstruktif) dan neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik).
Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinalyang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
5.      Usus Besar
·     Penyakit Crohn
Penyakit Crohn merupakan penyakit peradangan granulomatosa kronik yang etiologinya tidak diketahui dan mengenai saluran pencernaan, mulai dari esophagus sampai anus, namun lebih sering mengenai ileum terminalis dengan pembentukan jaringan gigi paru perut dan penebalan dinding usus; sering kali menyebabkan obstruksi usus dan fistula pembentukan abses serta sering kambuh setelah diberikan pengobatan. Penyakit ini juga mempengaruhi daerah tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena.
Penyakit Crohn paling sering terjadi pada orang dewasa usia 20 sampai 40 tahun dan mungkin dalam 1 keluarga. Penyebab pasti belum diketahui, namun beberapa ahli menduga disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh atau infeksi dengan virus RNA dan alergi. Selain itu juga diduga disebabkan oleh mikobakterium atipikal, measles, dan penyakit vaskular.
Penyakit Crohn pada prinsipnya adalah penyakit pada saluran cerna yang terjadi pada remaja atau dewasa muda dan dapat terjadi kapan saja sepanjang hidup. Meskipun dapat terjadi dimana saja di sepanjang saluran gastrointestinal tetapi area yang paling sering terkena adalah ileum distal dan kolon.

6.      Rektum dan Anus
·     Diare
Ini termasuk gangguan pada saluran pencernaan yang paling sering ditemui, khususnya pada anak-anak. Penyebab diare bisa bermacam macam, mulai dari kurangnya kebersihan makanan, salah makan, infeksi, cacingan dan lain-lain. Bakteri yang masuk ke dalam sistim pencernaan mengakibatkan terjadinya rangsangan yang kuat pada mukosa usus yang menyebabkan peningkatan gerakan otot usus, akibatnya makanan tidak dapat terserap secara sempurna. Diare dapat dikatakan akut jika mencret lebih dari 4 kali sehari dengan konsentrasi tinja yang semakin lama semakin cair. Diare tidak menyebabkan kematian, namun dehidrasi yang menyertainya dapat membuat penderita kehilangan cairan tubuh secara drastis yang jika tidak ditangani dapat membuat penderita meninggal. Jadi, yang perlu sangat diwaspadai bukan lah diarenya, melainkan dehidrasinya. Pastikan penderita mendapatkan cukup minum agar cairan tubuhnya terjaga. Salah satu indikator apakah penderita diare mengalami dehidrasi atau tidak, cermati kuantitas air seninya. Selama kuantitasnya cukup, berarti penderita tidak mengalami dehidrasi. Pengobatan awal untuk diare yaitu dengan memberikan oralit.
·     Sembelit (Konstipasi)
Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar berbentuk cair dengan frekuensi yang tinggi. Sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pada sistem pencernaan dimana penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga sulit untuk dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang amat sangat bagi penderitanya. Penyebab konstipasi bermacam-macam, mulai dari pola makan yang buruk, stres, gangguan hormon, efek samping obat obatan tertentu, dan bisa juga karena kelainan anatomis. Pencegahan konstipasi dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan dan memperbanyak asupan serat, sedangkan untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat pencahar (laksatif) sesuai dosis yang disarankan. Namun bila konstipasi begitu serius(obstipasi), tindakan pembedahan mau tak mau menjadi pilihan, meski kasus seperti ini jarang terjadi.
·     Wasir (Hemoroid)
Ini merupakan gangguan pencernaan berupa pelebaran pembuluh darah balik di dalam jaringan pembuluh darah di bagian anus akibat tekanan yang berlebihan. Keluhan awal biasanya adalah keluarnya tetesan darah setelah BAB. Pencegahan wasir bisa dilakukan dengan menerapkan diet kaya serat, yaitu dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah buahan agar volume tinja besar namun tetap lembek, sehingga proses BAB menjadi mudah dan lancar karena tidak perlu mengejan, dimana hal tersebut dapat merangsang timbulnya wasir.